Mengurai peristiwa, mencipta makna
Setiap saat kita dikelilingi peristiwa yang beragam. Di depan mata, segala peristiwa itu tampil sebagai ritual keseharian. Akibatnya, tidak jarang peristiwa itu dipandang secara otomaton . Peristiwa-peristiwa itu bahkan sudah tidak dapat berbicara sebagai momentum. Suka tidak suka, pada akhirnya, kita hanya menganggap peristiwa yang berlalu dalam kehidupan kita sebagai sebuah jeda kecil yang tidak perlu dirawat. Tentu saja, ini adalah sebuah kesalahan dalam peradaban manusia. Kita lupa bahwa peristiwa apapun yang kita jalani harus dapat dimaknai agar kehidupan kita dapat mencapai keugaharian yang lebih dewasa. Dalam hal ini, menulis adalah alat yang paling dekat dengan kehidupan manusia untuk memungkinkan hadirnya makna. Tanpanya, peristiwa akan selalu kehilangan ceritanya, kehilangan keindahannya. Karenanya, menulis menjadi tugas yang paling mulia agar makna sejumlah peristiwa tidak raib begitu saja.